pengembangannyadalam hal pendidikan, jenis danaliran-aliran dalam pendidikan, sistem pendidikan, dan masalah yang terkait dengan pendidikan serta pembangunannya. Capaian Pembelajaran : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu menganalisis tantangan pendidikan masa depan,
To achieve the objectives of learning in the classroom many things are needed, because the process is a complex phenomenon. One of the influences is the educator's understanding of the existence of students. Educators must know the views of various streams of education about students. This paper focuseses on nativism, empiricism, and convergence in understanding students. The flow of nativism holds that the development of students is determined from birth. This stream believes that human development is determined by its defenders. Environmental factors have less influence on children's education and development. Therefore, the results of education are determined by birth-born talent. The flow of empiricism assumes that children born into the world are like white paper. White paper will have patterns and writing that are scratched by the environment. Educators as external factors play a very important role, because educators provide an educational environment for children, and children will receive education as experience. This experience will shape the behavior, attitudes, and character of the child based on the educational goals. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 243 PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME, DAN KONVERGENSI MUSDALIFAH Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Jl. HM. Yasin Limpo No. 36 Makassar Email gaffarmusdalifah Abstract To achieve the objectives of learning in the classroom many things are needed, because the process is a complex phenomenon. One of the influences is the educator's understanding of the existence of students. Educators must know the views of various streams of education about students. This paper focuseses on nativism, empiricism, and convergence in understanding students. The flow of nativism holds that the development of students is determined from birth. This stream believes that human development is determined by its defenders. Environmental factors have less influence on children's education and development. Therefore, the results of education are determined by birth-born talent. The flow of empiricism assumes that children born into the world are like white paper. White paper will have patterns and writing that are scratched by the environment. Educators as external factors play a very important role, because educators provide an educational environment for children, and children will receive education as experience. This experience will shape the behavior, attitudes, and character of the child based on the educational goals. Keywords Nativism, Empirism, Convergence PENDAHULUAN iantara komponen terpenting dalam pendidikan dalah peserta didik. Dalam perspektif pendidikan, peserta didik merupakan subyek dan obyek. Oleh karena aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya. Pengertian yang utuh tentang konsep pserta didik merupakan salah satu fakor yang perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh pihak khususnya yang terlibat secara langsung dalam pendidikan. Tanpa pemahaman yang utuh dan kompershensif terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pendidik untuk dapat menghantarkan peserta didiknya dalam tujuan yang diinginkan Nizar, 200247. Tujuan yang diinginkan tersebut dapat diaplikasikan dalam proses belajar/mengajar. Proses belajar/mengajar adalah fenomena yang komplek. Segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Dalam hal ini pengaruh dari peran seorang pendidik sangat besar sekali. Dimana keyakinan seorang pendidik atau pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasimerupakan suatu hal yang penting diperahtikan. Aspek-aspek teladan mental pendidik atau pengajar berdampak terhadap iklim belajar MUSDALIFAH 244 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 dan pemikiran peserta didik yang di ciptakan pengajar. Pengajar harus mampu memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlihat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Dalam paradigm pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi kemampuan dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki Fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi rohaniah ia memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan Langgulung, 200379. Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenal hal-hal sebagai berikut 1 Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif. 2 Proses belajar. 3 pembawaan atau bakat. Ketiga hal-hal ini berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali peserta didik Syah, 200843. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang peserta didik tersebut mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan seperti ini sebenarnya belum terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan peserta didik dalam menuju cita-cita bahagianya. Adapun mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan peserta didik, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi peserta didik tidak sama. PEMBAHASAN Pandangan Pendidikan terhadap Peserta Didik Sebagaimana pemakalah kemukakan latar belakang diatas, bahwa peserta didik merupakan subyek dan obyek pendidikan. Pendidikan ibarat uang logam, selalu memiliki dua sisi yakni, satu pihak bertugas mengajar pendidik, sedangkan pihak lain tugasnya belajar peserta didik. Peserta didik merupakan salah satu dari dua sisi tersebut, yang memiliki tugas menerima konsep pendidikan Isa, 199479. Melalui paradigma di atas menjelaskan bahwa peserta didik merupakan subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain pendidik untuk membantu mengarahkan mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Sebab potensi itu tidak akan mengalami perkembangan yang optimal tanpa adanya bimbingan pendidik. Karena itu pemahaman terhadap peserta didik sangat perlu untuk diketahui oleh pendidik, karena melalui pemahaman tersebut akan membantu pendidik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya melalui berbagai aktivitas kependidikan. Karena itu perlu diperjelas beberapa diskripsi tentang hakekat peserta didik dan implikasinya menurut pendidikan Islam, yaitu PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 245 1. Peserta didik bukan merupakan meniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri 2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensi prioderasi perkembangan dan pertumbuhan 3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi 4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu differensisasi individual, baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana dia berada. 5. Peserta didik merupakan result dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. Unsur jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan. Sementara unsur rohaniah memiliki dua daya akal dan dan daya rasa. Untuk mempertajam daya akal, maka proses pendidikan hendaknya diarahkan untuk mengasa daya inteletualitasnya melalui ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak dan Ibadah. Menurut penulis istilah daya sesuai dengan penemuan mutakhir daya-daya tersebut adalah kecerdasan intelektual IQ, kecerdasan emosional EQ dan kecerdasan Spritual SQ 6. Peserta didik adalah manusia memiliki potensi fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis Nizar, 200248-50. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Peserta Didik Adapun mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan peserta didik, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi peserta didik tidak sama. Untuk lebih jelasnya berikut ini pemakalah paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bahwa sejak lahir Syah, 200843. Konon juga dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam Syah, 200843. Karena aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawannya. Aliran ini di dukung pendapatnya oleh aliran naturalisme yang dibidani oleh Rousseau yang berpendapat bahwa segala suci dari tangan Tuhan rusak ditangan manusia Banjari, 200827. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia menjadi jahat dan sebaliknya jika nak memiliki bakat baik, MUSDALIFAH 246 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan ini tidak menyimpan dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orang tua. Prinsipnya pandangan Nativisme adlah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir kedunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat hederiter serta kemampuan dasar lainnya yang kepastiannya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang sampai hanya pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orang tua yang ahli seni music, akan berkembang menjadi seniman music yang mungkin melebihi kemampuan orang tuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orang tuanya. Coba simak cerita tentang anak manusia yang hidup dibawah asuhan serigala. Ia bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi ia hidup deitengah hutan rimba yang belantara dan ganas, ia tetap hidup dan berkembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussue makan sesuai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya Crussue mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal ia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Beberapa ahli biologi dan psikologi berpendapat bahwa peluang bagi para pendidik untuk memperoleh hasil pendidikan amat sedikit, tidak mengatakan tidak ada sama sekali. Boleh dikatakan tidak peluang untuk mendidik anak manusia. Mereka memandang bahwa evolusi anak seluruhnya di tentukan oleh hokum-hukum pewarisan, sifat-sifat dan pembawaan orang tua dan nenek moyang mengalir sepanjang perkembangan, hingga sulit sekali mengubah melalui pendidikan Darajat, dkk, 200851. Psikolog Austria, H. Rohracher mengemukakan “… manusia hanyalah produk dari hokum proses alamiah yang berlangsung sebelum yang bukan buah dari pekerjaan dan bukan pula menurut keinginannya” Darajat, dkk, 200851. LL. Szondi menambahkan lebih jauh bahwa dorongan maupun tingkah laku social dan intelektual ditentukan sepenuhnya oleh faktor-faktor yang diturunkan warisan sebagai nasib yang menentukan seseorang Darajat, dkk, 200851. Aliran Empirisme Toko aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabula rasa meja lilin, dengan istilah lain berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong blank Slate/blank tablet Syah, 200844. Yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti tempat putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 247 lingkungan. Aliran di sokong pendapatnya oleh J. F. Herbert dengan teori psikologi asosiasinya. Ia berpendapat bahwa jiwa manusia adalah kosong sejak dilahirkan baru akan berisi bila alat inderanya telah dapat menangkap sesuatu yang kemudian diteruskan oleh uart sarafnya masuk kedalam kesadaran, yaitu jiwa Syah, 200828. Faktor bawaan dari orang tua faktor turunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan Misalnya suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karna bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal. Contoh lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan dilingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemaha aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawah anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. Aliran Konfergensi Tokoh aliran konfergensi adalah Wiliam Stem. Ia seorah tokoh pendidikan jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran konferegensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Emperisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembanga anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan Syah, 200846. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang membawa pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedaangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkenbangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran konfergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, Wiliam Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua MUSDALIFAH 248 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bias ditetapkan. Apakah aliran konfergensi sebagaimana tersebut di atas dapat dijadikan pedoman dalam arti bahwa perkembangan peserta didik pasti bergantung pada pembawaan dan lingkungan pedidikannya? Sampai batad tertentu aliran ini dapat kita terima. Tetapi tidak secara mutlak. Sebab masih ada satu hal yang perlu diperhatikan yakni potensi psikologi tertentu yang juga tersimpan rapi dalam diri setiap peserta didik dan sulit diidentifikasi. Hasil proses perkembangan peserta didik tak dapat dijelaskan dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya keberhasilan seoarng peserta didik tidak hanya ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan saja, karna peserta didik tersebut tidak hanya dikembangkan pembawaan dan lingkunganya, tetapi juga oleh didiri peserta didik sendiri. Setiap orang termasuk peserta didik tersebut memiliki potensi yang memungkinkan dirinya yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu aturan atau stimulu lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Alhasil, peserta didik sendiri memiliki potensi psikologis tersendiri untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu. Dari kenyatann tersebut di atas, timbul pertanyaan dalam hal apa faktor pembawaan dan faktor lingkungan lebih menentukan? Dari hasil pengelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi diperoleh petunjuk sebagai berikut; faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelgensi, fisik, reaksi pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih menentukan dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai nilai kejujuran, gembira, sedih dan ketergantungan kepada orang lain sangat dipengaruhi oleh belajar training Darajat, dkk, 2008129. Kadar pengaruh keturuna pembawaan dan lingkungan terhadap peserta didik berbedaa sesuai dengan segi segi pertumbuhan kepribadian peserta didik. Kadar pengaruh kedua faktor ini juga berbedaa sesuai umur dan fase pertumbuhan yang dilalui. Faktor keturunan umumnya lebih kuat pengaruhnya pada tingkat bayi, yakni sebelum terjalinnya hunbungan social dan perkembangan pengalaman. Sebaliknya lpengaruh lingkungan lebih besar pada manusia mulai dewasa, karna hubungan dengan lingkungan alam manusia, serta ruang geraknya sudah semakin luas Darajat, dkk, 200855. Karna itu Zakiah Drajat mengatakan bahwa tugas sekolah ialalh mempersiapkan semua unsur unsur kebudayaan untuk proses ini. Ada tiga hasil integrasi antara individu dengan lingkukngannya, perluasan, perbedaan. Dan penggabungan bahwa bila saja belajar benrlangsung maka yang belajar itu adalah seluruh organism manusia itu Nasution, 200411. Jalaluddin Rahmat dalam bukunya belajar cerdas, mengemukakan secara singkat para peneliti umumnya menilai perbandingan kedua pengaruh itu secara PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 249 ”fifti fifti” setengah disebabkan oleh keturunan dan setengahnya lagi oleh lingkungan. Jika IQ anda 20 poin, kira kira 120, 10 poin dari orang tua anda dan 10 poi lagi dari lingkungan Rahmat, 200735. Lanjut beliau tetapi, yang paling penting adalah kecerdasan anda yang dibawah sebagai warisasn hanya anda miliki sebagai potensi. Ibarat rumah pembawaa adalah pondasi, sedangkan lingkungan adalah bangunan rumah. Gerald Edelman, neorology pemenang nobel dan kepala The Neurological Instutute di The cripps clinik, la jolla, California mengemukakan neurology Darwinisme adalah teori yang menjelaskan bahwa otak memang harus plastis lentur, yakni harus berubah ketika lingkungan dan pengalaman berubah. Itulah sebabnya mengapa kita harus menerima pelajaran learn dan juga bias menghilangkan pelajaran anlearn Rahmat, 2007175. Jadi bahwa berbagai penelitian para ahli membuktikan bawaan saja tidak akan bias berkembang dan beruh kecuali ada faktor faktor lain diluar manusia itu sendiri yang mempengaruhinya. Akan tetapi, dalam hal pembawaan yang bersifat rohania sangat suli kita kenali. Banyak orang yang ahli dibidang “X” tetapi anaknya ahli dibidang “Y”. anak ini sudah di usahakan agar membelajari bidang “X” supaya sama dengan orang tuanya, tetapi ia menolak dan menunjukkan kecendrungan bakat “Y” Manusia lahir kedunia, dalam suatu lingkungan dengan pembawaan tertentu. Pembawaan yang potensial itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan dapat berkembang menjadi bermacam macam kenyataan antara interaksi dengan lingkungan. Pembawaan menentukan batas batas kemungkinan yang dapat dicapai oleh seseorang peserta didik akan tetapi lingkungan menentukan menjadi seseorang individu dalam kenyataan. Tentang fungsi pembawaan dan lingkungan Hendri G. Garret mengatakan sebagai berikut “jelaslah pembawaan dan lingkungan bukanlah hal yang bertentaangan melainkan saling membutuhkan” Darajat, dkk, 2008128. Lingkungan yang buruk dapat merintangi pembawaan yang baik, tatapi lingkungan yang baik tidak dapat menjadi pengganti suatu pembawaan yang baik. Daerah yang penuh dengan kejahatan dan kesempatan latihan yang kurang, akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Begitu juga lingkungan yang baik tidak dapat menjadikan peserta didik yang lemah pikiran menjadi orang yang pandai atau orang yang tidak berbakat menjadi berbakat. Karna itu ada fakror lain yang perlu diperhatikan oleh pendidik yaitu faktor dari diri peserta didik sendiri yang harus mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, dengan memaksimalkan pembawaan dan pengaruh lingkungan dimana dia berada. Maka akan membawa peserta didik ke arah tujuan pendidikan. Dari aliran-aliran tersebut diatas ada dua aliran ekstrim yaitu pembawaan Nativisme dan lingkungan Empirisme sedang satu yang moderat yaitu penggabungan/kombinasi Konvergensi. MUSDALIFAH 250 JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 Perdebatan mengenai hal ini tidak akan pernah selesai. Karna dikolong langit dan diatas hamparan bumi, tak seorang pun yang bias memilih sebagai apakah ia akan dilahirkan. Termasuk juga memilih sebagai keturunan, suku, ras, bangsa, umat, dan warga Negara mana. Faktor keturuna merupakan sesuatu berpengaruh besar bagi pembawaan seseorang, setiap orang mewarisi gen baik dan buruk dari ayah, ibu, paman, bibi, kakek dan nenek mereka, melalui perpaduan sperma dan opum dari kedua orang tuanya. Berdasarkan hal tersebut, Nabi Bersabda, Hadits ini saya kutip dalam bukunya Rachmat Ramadhani Al-Banjari yang berjudul “membaca kepribadian muslim seperti membaca Al-quran” yang berbunyi; Kawinlah wanita yang baik, sebab sesungguhnya faktor gen keturunan itu kuat pengaruhnya” Ibnu Adiy Banjari, 2008120. Hadis ini menekankan pentingnya bebet, bobot, dan bibit dalam memilih calon isteri atau bapak, karena akan menurunkan tabiat-tabiat, karakter, sifat bawaan kepada anaknya. Begitu juga hanya lingkungan, Rasulullah SAW menekankan dalam sabdanya, “Jauhilah olehmu si cantik yang bearacun! Seorang sahabat bertanya; ya Rasulullah, siapa si cantic yang beracun itu? Rasul menjawab; perempuan yang cantik tetapi berada dalam lingkungan yang buruk” H. P. Daruguthni Banjari, 2008120. Hadis ini mengandung makna bahwa kuatnya lingkungan dalam memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Oleh sebab itu baik faktor hediritas keturunan maupun faktor lingkungan, keduanya diakui saling mempengaruhi dalam membentuk pribadi, pola pikir, berkeyakinan, berperasaan, berperilaku, bersikap, berpenampilan dan bertindak manusia, hanya tidak ada kata sepakat para ahli mengenai faktor mana yang sangat domina, faktor keturunan atau lingkungan. KESIMPULAN Dalam pendidikan ada tujuan dan untuk mencapai tujuan memerlukan komponen-komponen pendidikan antara lain adalah pendidik dan peserta didik. Peserta didik adalah subyek dan obyek pendidikan, karena itu dalam proses belajar dan pembelajaran, seorang pendidik hendaknya memahami dan mengerti betul secara kompherensif mengenai eksistensi dan potensi peserta didiknya. Jika pemahaman yang kompherenshif oleh pendidik dan peserta didiknya, maka pendidikan akan berlangsung sesuai tujuan yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil perkembangan peserta didik pada dasarnya ada 3 macam 1. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada peserta didik itu sendiri yang meliputi pembawaan tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN NATIVISME, EMPIRISME JURNAL IDAARAH, VOL. II, NO. 2, DESEMBER 2018 251 2. Faktor ekstern yaitu hal-hal yang dating atau ada diluar peserta didik yang meliputi lingkungan pendidikan penagalaman berinteraksi peserta didik tersebut denagan lingkungannya. 3. Faktor potensi psikologis yang tersimpan pada diri peserta didik tersebut yang memungkinkan dia menerima atau menolak aturan atau stimulus lingkungan tertentu yang akan mengembangkan dirinya. DAFTAR PUSTAKA Al-Banjari, Rachmat Ramadhana, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA Perss,2008. An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan masyarakat. Cet. IV; Jakarta Gema Insan, 2004. Darajat, Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Cet, VII; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2008 Darajat, Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Cet, IV; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2008. Darajat, Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet, III Jakarta Bumi Aksara 2008. Isa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati Aneska, 1994 Langgulung, Hasan, Manusia Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikan. Cet. V. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna, 2004. Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21. Cet, III. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna Baru, 2003. Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Cet; I; Jakarta PT. Intermesa, 2002 Rahmat, Jalaluddin, Belajar Cerdas, Belajar Berbasiskan Otak. Cet, VII; Bandung; Mizan Learning Centre, 2007 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Cet. XIV; Jakarta PT. Remaja Rosdakarya, 2008. ... Berbicara terkait faktor-faktor ada tiga aliran yang mana menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kedisiplinan seseorang, yaitu Pertama Nativisme aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor bahwa sejak lahir dalam kata lain aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaanya. Musdalifah 2018. ...... Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Musdalifah 2018. Ketiga Konvergensi aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan jadi, faktor pembawaan dan lingkungan samasama berperan penting. ...... Ketiga Konvergensi aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan jadi, faktor pembawaan dan lingkungan samasama berperan penting. Musdalifah 2018 Seperti halnya di SD Al-Husainiyyah Bandung ada beberapa faktor yang tentunya menjadi penghambat dalam peningkatan kedisiplinan diantaranya ialah siswa yang tinggal di asrama, mereka tinggal secara bersamaan salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran anak seperti halnya sering terlambat jika datang kesekolah dan juga siswa yang bermalasmalasan hal tersebut pun berpengaruh yang cukup besar bagi siswa lainnya. ...Lina ErlianaHelmi AzizSobar Al GhazalIslamic education is one of the basic sciences that plays an important role in shaping the character of the mindset and behavior of students. Initial observations made at SD Al-Husainiyyah Bandung became the basis that it turned out that there were several problems with regard to student discipline. The reality showed a tendency such as some students not doing homework or assignments. Therefore PAI teachers or classroom teachers are required to motivate students in discipline and encourage children to apply disciplined attitudes. Based on this phenomenon, the problem in this research is formulated "What is the role, what should be done in increasing motivation, how are the supporting and inhibiting factors of discipline". Furthermore, the objectives in this study are described in the following points 1 to be able to reveal how efforts are made to improve student discipline at Al-Husainiyyah Elementary School, 2 to analyze how the role of PAI teachers in improving student discipline at SD AL-Husainiyyah Husainiyyah, 3 to determine the supporting and inhibiting factors of discipline in Al-Husainiyyah Elementary School. The researcher used qualitative descriptive method. The data sources used are primary data sources, namely teachers of Islamic education subjects at Al-Husainiyyah Elementary School Bandung and secondary data sources in the form of documents. With data collection techniques, namely interviews, observations. Conducting interviews with teachers of Islamic religious education subjects at SD Al-Husainiyyah Bandung. The data analysis techniques used in this study were data reduction, data presentation. The results of this study that the PAI teacher's efforts to improve discipline are by providing understanding and understanding, the supporting supporting factors are that the students have received new knowledge and are easy to apply and the inhibiting factor is that there are still some students who are lazy so that they do not discipline. Keywords Teachers, Students, Discipline Abstrak. Penddikan Agama Islam merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter pola pikir dan tingkah laku siswa. Pengamatan awal yang dilakukan di SD Al-Husainiyyah Bandung menjadi dasar bahwa ternyata terdapat beberapa masalah berkenaan dengan kedisiplinan menunjukan kecenderungan seperti sebagian siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas. Oleh karena itu guru PAI atau guru kelas dituntut untuk memotivasi siswa dalam kedisiplinan dan mendorong anak-anak untuk menerapkan sikap disiplin.. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan “ Bagaimana peran, Apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan motivasai, bagaimana faktor pendukung dan penghambat dari kedisiplinan “. Selanjutya, tujuan dalam penelitian ini di uraikan dalam pokok-pokok sebagai berikut 1 untuk apat mengungkapkan bagaimana upaya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SD Al-Husainiyyah, 2 untuk menganalisis bagaimana peran guru PAI dalam menigkatkan kedisiplinan siswa di SD AL-Husainiyyah, 3 untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari kedisiplinan di SD Al-Husainiyyah. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitataif. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam SD Al-Husainiyyah Bandung dan data sumber sekunder berupa dokumen. Dengan teknik pengumpulan data yaitu waawancara, observasi. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam SD Al-Husainiyyah Bandung. .Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah redukasi data, penyajian data. Hasil dari penelitian ini bahwa upaya guru PAI dala menngkatkan kedisiplinan ialah dengan memberikan pengertian dan pemahaman, faktor pendukung pendukung ialah para siswa udah dalam menerima pengerahuan yang baru serta mudah dalam pengaplikasiannyapun dan faktor pnghambat ialah masih ada beberapa siswa yang bermalas-malasan sehingga ia tidak disiplin. Kata Kunci Guru, Siswa, Kedisiplinan... The theory of Nativism was introduced by Schopenhauer 1788 -1860 Yahya, 2008;Saidin, Bakar, & Harun, 2021. This theory explains that the most influential factors in the formation of an individual's self are internal factors that refer to talents, inclinations, intellect and so on Musdalifah, 2019. The word Natives means "disposition" which will shape the personality of a child Nadirah, 2013. ...... If the education and coaching given to the child is good, then the child is good. Similarly, if on the contrary, the crime committed by a person is the result of external influences that he received Musdalifah, 2019. This theory is clearly so convinced of the role played by the world of education and teaching in shaping the moral form of a student. ...Moral formation begins with the personality of the individual and the environmental factors around the individual. Consequently, an individual's propensity to be good or bad depends on internal and external factors that motivate him or her to act through his or her conduct. It is necessary to create a situation that may lead to the application of good moral values to students by a conducive education. This can ensure a motivated generation committed to fulfilling their responsibilities to themselves, their families, their peers, society and the country. This study uses Convergence Theory to examine the extent of the influence of personality and school environment in shaping the morals of Malaysian students who attend international schools in the Klang Valley.... Aliran Empirisme berpendapat bahwa perkembangan manusia di pengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan sekitar. Aliran Konvergensi berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh potensi sejak lahir atau pembawaan dan lingkungan sekitar Musdalifah, 2019. Dalam pandangan Islam terdapat konsep fitrah yang berpendapat bahwa kodrat manusia yang diberikan oleh Allah sebagai bawaan sejak lahir serta membutuhkan adanya proses hubungan dari sekitar secara aktif dan dinamis Nadirah, 2013. ...Nur YaqinThe rapid progress and human civilization has resulted in increasingly dimming Islamic values and even starting to disappear from the existing vortex. This results in the dimming of Islamic values and Islamic religious education and learning including the dimming of the attitude of religious and social responsibility from individuals and society, including the responsibility for children's Islamic education which has begun to nail and display in western education however, the form of reduced responsibility responsibility or trust include, such as reduced obedience to orders to carry out religious obligations, indifference to religious education in children, disregard for ethical and moral values and diminished sense of empathy for people who are less affluent. This research is a research on the analysis of the concept of the content of Islamic values in Ki Ageng Suryomentaram's kawruh pamomong in the application of Islamic religious learning. The purpose of describing the Islamic values of the ancient text of kawruh pammong Ki Ageng Suryomentaram The object of study is the ancient manuscripts of Ki Ageng Suryomentaram. This type of research is qualitative research with a literature study model. The results of the study explain that local wisdom also has grain values that can be used as speech and limitations in carrying out daily life. Results, The value points of kawruh pammong can be implemented in learning including several values 1 exemplary; 2 habituation; and 3 question and answer. In conclusion, the application of Islamic values as a benchmark or benchmark in applying belief to the understanding of the values taught in the form of monotheism and morals. These values can be applied and practiced in everyday life by believing in Islam as a reference material for its adherents.... Menurut Hamalik 2011 menerangkan bahwa pendidikan ialah suatu proses mempengaruhi siswa agar dapat membiasakan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Pada dasarnya pertumbuhan serta perkembangan siswa bergantung pada dua faktor yang saling mempengaruhi, yaitu bakat yang dimiliki oleh siswa sejak lahir, serta lingkungan yang mempengaruhi sampai bakat itu tumbuh dan berkembang Farikhah, 2009;Samio, 2018;Musdalifah, 2019. Sekolah selaku lembaga pendidikan formal, secara sistematis merancang beragam lingkungan yaitu berupa lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai peluang buat siswa untuk melaksanakan berbagai aktivitas belajar. ...Silvia MeirisaLatarbelakang permasalahan dalam penelitian ini dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn, hal tersebut terlihat bahwa guru selalu menggunakan metode ceramah dan sedikit tanya jawab, sedangkan keberadaaan siswa sebagai seorang yang kreatif kurang diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatkan motivasi belajar siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan model everyone is a teachere here. Adapun jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Siswa kelas V SDN 138/III Tanjung Syam Kerinci yang berjumlah 13 orang adalah subjek dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengajukan pertanyaan diperoleh persentase pada siklus I dari 34,58% meningkat pada siklus II menjadi 76,92%, motivasi belajar siswa dalam menjawab pertanyaan diperoleh persentase pada siklus I dari 53,84% meningkat pada siklus II menjadi 80,76%, kemudian rata-rata nilai hasil belajar siklus I dari 65,38 meningkat pada siklus II menjadi 78,07. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model everyone is a teachere here di kelas V SD pada pembelajaran Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA PerssRachmat Al-BanjariRamadhanaAl-Banjari, Rachmat Ramadhana, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Quran Cet. I; Jogyakarta DIVA Perss, AbdurrahmanIslam Di RumahAn-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan masyarakat. Cet. IV; Jakarta Gema Insan, Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati AneskaKamal IsaMuhammadIsa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Cet; I; Jakarta PT. Fikahati Aneska, 1994Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikanHasan LanggulungManusia PendidikanLanggulung, Hasan, Manusia Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan pendidikan. Cet. V. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna, Islam Dalam Abad ke 21Hasan LanggulungLanggulung, Hasan, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21. Cet, III. Edisi Revisi; Jakarta Pustaka Al-Husna Baru, SyahPsikologi PendidikanSyah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Cet. XIV; Jakarta PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
ücontoh pelukis : william blake, casper david friedrich dan francisco goya. 6. aliran naturalisme ü lebih fokus kepada lukisan landskap. ü contoh pelukis : john constable, bastien-lepage dan christian wilhelm allers. ü bentuk imitasi alam semula jadi dan manusia. ü mementingkan teknik berbanding hal benda. 7. aliran realisme
Contoh Aliran Naturalisme Dalam PendidikanContoh Aliran Naturalisme Dalam Pendidikan, pendekatan aliran naturalisme dalam pendidikan telah menjadi topik yang semakin menarik perhatian di Indonesia. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang yang menyadari bahwa konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengalaman langsung dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada pembelajaran yang berpusat pada guru dan teori blog post ini, kami akan membahas tentang contoh aliran naturalisme dalam pendidikan. Kami akan menjelaskan secara rinci mengenai pengertian naturalisme dalam pendidikan, tokoh-tokoh yang mempengaruhi aliran naturalisme, metode pengajaran yang digunakan dalam naturalisme, implementasi naturalisme dalam pendidikan di Indonesia, serta FAQ yang sering ditanyakan terkait dengan naturalisme dalam blog post ini, kami berharap pembaca dapat memahami dengan lebih baik tentang pendekatan aliran naturalisme dalam pendidikan dan bagaimana penerapannya di Indonesia. Semoga blog post ini dapat memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi pembaca yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di Aliran Naturalisme dalam PendidikanNaturalisme dalam pendidikan merupakan pendekatan pembelajaran yang mengedepankan pengalaman langsung dalam proses belajar-mengajar. Menurut aliran ini, pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis, tetapi juga harus melibatkan pengalaman nyata yang dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih dalam pendidikan juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri melalui eksplorasi dan pengalaman aliran naturalisme, proses pembelajaran diintegrasikan dengan pengalaman hidup siswa, sehingga siswa dapat belajar melalui pengalaman dan lingkungan sekitar mereka. Konsep ini diyakini dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar naturalisme dalam pendidikan juga menolak konsep pembelajaran yang hanya didasarkan pada standar-standar akademik yang sudah ditetapkan. Sebaliknya, pendekatan ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, sehingga mereka dapat membangun minat dan bakat mereka sendiri dan memilih jalur karir yang sesuai dengan minat mereka di masa Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki beberapa tokoh penting yang dianggap sebagai pelopor dan pengembang teori dan praktik pendidikan Dewey Merupakan tokoh pendidikan terkemuka yang dianggap sebagai pelopor aliran naturalisme. Dewey berpendapat bahwa pembelajaran harus berpusat pada pengalaman langsung dan nyata, sehingga siswa dapat membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Dewey juga menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengalaman sosial dan interaksi antara siswa dan lingkungan Montessori Seorang dokter Italia yang dianggap sebagai pelopor pendekatan Montessori dalam pendidikan. Montessori menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengalaman langsung, dengan memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan belajar sesuai dengan minat mereka Steiner Seorang filosof dan pendidik Austria yang menciptakan pendekatan Waldorf dalam pendidikan. Steiner menekankan pada pentingnya pengalaman praktis dan seni dalam pendidikan, sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar Rousseau Seorang filsuf dan penulis asal Prancis yang dianggap sebagai tokoh penting dalam aliran naturalisme. Rousseau menekankan pada pentingnya pengalaman langsung dan kebebasan bagi siswa dalam belajar, sehingga mereka dapat mengembangkan bakat dan minat mereka Vygotsky Seorang psikolog Rusia yang menciptakan teori Zona Proximal Pembelajaran. Vygotsky menekankan pada pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran, dengan memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal Pengajaran dalam Aliran Naturalisme Metode Pengajaran dalam Aliran Naturalisme Dalam aliran naturalisme, metode pengajaran yang digunakan cenderung lebih menekankan pada pengalaman langsung atau experiential learning. Hal ini mengacu pada pandangan bahwa pengetahuan dan keterampilan sebaiknya diperoleh melalui pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari, bukan hanya melalui pembelajaran teoretis di dalam metode pengajaran yang umum digunakan dalam aliran naturalisme adalahObservasi Siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dan mempelajari fenomena alam secara Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan dan menemukan jawaban sendiri melalui pengalaman Lapangan Siswa dibawa ke luar kelas untuk mengalami dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran yang Kelompok Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pemahaman mereka dengan teman Berbasis Proyek Siswa diberikan tugas untuk menyelesaikan proyek yang berkaitan dengan topik yang menggunakan metode pengajaran yang lebih naturalis, siswa diharapkan dapat lebih memahami materi yang dipelajari dan juga memperoleh keterampilan yang lebih baik dalam mengamati, menemukan, dan menganalisis fenomena di Aliran Naturalisme dalam PendidikanImplementasi Aliran Naturalisme dalam PendidikanImplementasi aliran naturalisme dalam pendidikan melibatkan beberapa aspek, antara lainKurikulum Kurikulum yang diadopsi dalam aliran naturalisme biasanya lebih terbuka dan fleksibel, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi topik yang menarik bagi mereka. Kurikulum juga menekankan pada pengalaman langsung dan interaktif dalam mempelajari Evaluasi dalam aliran naturalisme dilakukan melalui berbagai cara, seperti observasi, tugas praktis, dan proyek. Tujuannya adalah untuk menilai pemahaman dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas atau proyek yang Belajar Lingkungan belajar dalam aliran naturalisme cenderung lebih santai dan alami, seperti taman atau laboratorium alam terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan Guru Peran guru dalam aliran naturalisme adalah sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan sebagai sumber pengetahuan yang mutlak. Guru membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep melalui pengalaman langsung dan Teknologi Teknologi dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran dalam aliran naturalisme, seperti menggunakan aplikasi yang memungkinkan siswa untuk mengamati dan mempelajari fenomena alam secara mengimplementasikan aliran naturalisme dalam pendidikan, diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep dan keterampilan yang dipelajari, serta memiliki kemampuan untuk mengamati, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan Apa yang dimaksud dengan aliran naturalisme dalam pendidikan?A Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah suatu pandangan bahwa pendidikan harus didasarkan pada pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari, bukan hanya berfokus pada akademis dan kognitif Siapa saja tokoh-tokoh yang terkait dengan aliran naturalisme dalam pendidikan?A Beberapa tokoh yang terkait dengan aliran naturalisme dalam pendidikan antara lain John Dewey, Johann Heinrich Pestalozzi, dan Jean-Jacques Apa saja metode pengajaran yang diterapkan dalam aliran naturalisme?A Metode pengajaran dalam aliran naturalisme meliputi pembelajaran yang berbasis pada pengalaman, eksperimen, dan interaksi antara siswa dengan alam dan lingkungan Bagaimana cara implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan di dunia nyata?A Implementasi aliran naturalisme dapat dilakukan dengan mengadopsi metode pengajaran yang melibatkan pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar, serta menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif dalam pembelajaran. Ini dapat diwujudkan melalui program-program pembelajaran yang mengarah pada praktikum, pengamatan langsung, dan diskusi pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pada pentingnya pengalaman alamiah dan kehidupan sehari-hari sebagai dasar pembelajaran. Tokoh-tokoh seperti John Dewey, Johann Heinrich Pestalozzi, dan Jean-Jacques Rousseau memainkan peran penting dalam perkembangan aliran naturalisme ini. Metode pengajaran yang diterapkan dalam aliran naturalisme mencakup pengalaman langsung, eksperimen, dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Untuk menerapkan aliran naturalisme dalam dunia nyata, perlu adanya penggunaan metode pengajaran yang berbasis praktikum, pengamatan langsung, dan diskusi kelompok. Diharapkan bahwa penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan dapat membantu siswa memahami dan mengalami materi pelajaran secara lebih mendalam serta mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah secara kreatif dan Juga Mendidik dengan Seni Contoh Tembang Sinom Tema PendidikanSumber ReferensiBerikut adalah beberapa sumber referensi yang dapat dijadikan acuan untuk lebih memahami tentang aliran naturalisme dalam pendidikanDewey, J. 1916. Democracy and Education An Introduction to the Philosophy of Education. New York J. J. 1762. Emile, or On Education. London Penguin J. H. 1803. How Gertrude Teaches Her Children. London Dent & G. L. 1995. A History of Western Educational Ideas. New York H. H. 1983. Fundamental Concepts of Language Teaching. Oxford Oxford University Press.Tokohaliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran., dan menurut Aliran Nativisme bahwa hasil pendidikan dan perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak anak itu dilahirkan Anak dilahirkan ke dunia sudah mempunyai pembawaan dari orang tua maupun di aliran naturalisme Pengertian NaturalismeNaturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis seperti referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah bentuk apresiasi Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang terjadi pada pergerakan mooi indie di Indonesia Hindia Belanda, tepatnya. Seniman terkadang memilih setting cahaya yang lebih dramatis pada saat sebelum terbit atau tenggelamnya matahari, untuk mendapatkan pencahayaan golden hours. Pemilihan cahaya dramatis seperti itu adalah salah satu ciri Romantisisme yang diberontak oleh aliran Naturalisme. Naturalisme menganggap dalam pencahayaan yang tidak dramatis seperti itupun keindahan alam tetap dapat digambarkan. Aliran naturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul. Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan dari realisme serta melawan romantisisme, prototipnya sudah ada dari abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar karena pengaruh seniman Inggris John Constable. Selama periode ini, kelompok dan sekolah seniman untuk masyarakat sudah didirikan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa sekolah itu adalah Akademi Norwich di Inggris timur, Akademi Hudson River di New York State, dan Akademi Barbizon di Prancis tengah, yang mempengaruhi seluruh Eropa. Perbedaan Naturalisme dan RealismePengertian naturalisme sering tertukar dengan aliran realisme, padahal sebetulnya cukup mudah untuk membedakannya. Aliran realisme mengangkat tema yang realistis, gambar pada lukisan tidak harus selalu mirip dengan referensinya. Justru Naturalisme-lah yang mengutamkan kemiripan gambar yang dilukiskan sesuai dengan referensinya di alam. Meskipun realisme juga dapat memanfaatkan kemiripan tersebut untuk membuat gagasan dan tema yang lebih realistis. Perbedaan Naturalisme dan RealismePengertian naturalisme sering tertukar dengan aliran realisme, padahal sebetulnya cukup mudah untuk membedakannya. Aliran realisme mengangkat tema yang realistis, gambar pada lukisan tidak harus selalu mirip dengan referensinya. Justru Naturalisme-lah yang mengutamkan kemiripan gambar yang dilukiskan sesuai dengan referensinya di alam. Meskipun realisme juga dapat memanfaatkan kemiripan tersebut untuk membuat gagasan dan tema yang lebih realistis. Sastra NaturalismeBerbeda dengan istilah naturalisme yang sering digunakan pada seni rupa, di dunia sastra naturalisme berarti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita realisme. Artinya sastra aliran naturalisme akan menceritakan dengan gamblang kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa menyensor adegan atau dialog yang kontroversial. Naturalisme pada seni rupa dapat menjadi istilah yang digunakan untuk menyatakan “kemiripan dengan alam”, gambar yang sangat mirip dengan referensinya dapat disebut natural, diluar konteks aliran Naturalisme. Sementara pada dunia sastra Naturalisme biasa ditulis dengan huruf “N” besar untuk menyatakan bahwa naturalisme disana adalah istilah spesifik untuk suatu aliran, bukan istilah natural untuk konteks apa saja. Mengutamakan kemiripan gambar pada lukisan dengan objek yang dilukis sesuai dengan referensiTeknik dan kepiawaian seniman menjadi senjata utamaMembawakan tema-tema lukisan yang indah namun berdasarkan kemurniannyaNaturalisme adalah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alamMengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar senimanMelukiskan kecantikan atau ketampanan potret manusia apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan. Teknik-teknik Constable belum secara keseluruhan tercapai disini. Karya ini dilukis pada masa mudanya yang mana lukisan ini berlatar belakang politik dan perang di negaranya sedang kisruh. Meskipun begitu lukisan ini menunjukkan komitmennya terhadap pengamatan alam yang akurat dan jujur, terlihat pada rincian dari pepohonan dan langit yang dilukis secara detail. Mata pengamat diarahkan ke bagian terjauh sungai pemandangan, sepanjang rute sungai ke menara jauh dari gereja Dedham, meskipun kecil, membentuk titik fokus yang kuat dalam karya tersebut. Perhatikan, pohon-pohon di kedua sisi kanvas membentuk bingkai ke bagian tengah gambar yang menampilkan pemandangan utamanya. Dirinya menampilkan pemandangan yang ada disekitar rumahnya itu dengan apik, melalui pengelihatan yang estetis tanpa melebih-lebihkannyaNaturalisme. Tokoh penting & Contoh Lukisan Naturalisme John ConstableJohn Constable adalah seniman asal Inggris yang dianggap sebagai salah atu tokoh seniman yang paling berpengaruh dalam perkembangan aliran naturalisme. Dia menolak gaya lukisan pemandangan pada masanya. Constable menyatakan bahwa “Kebiasaan pelukis hari ini adalah bravura, sebuah upaya untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui kebenaran”. Ia memilih untuk menciptakan cara representasi sendiri yang berdasarkan mentransfer apa yang dilihatnya sejujur mungkin di atas kanvas. Selain itu John memilih untuk melukis apa yang ada disekitarnya terlebih dahulu. Dalam surat yang ditulis untuk koleganya ia menulis “I should paint my own places best “. Ia juga tertarik pada pergantian cahaya dan awan di alam tanpa membeda-bedakan mana yang lebih Naturalisme John ConstableDedham Vale 1816 & AnalisisnyaContoh lukisan naturalisme Deadham vale oleh John ConstableContoh lukisan naturalisme Deadham Vale oleh John ConstableTeknik-teknik Constable belum sepenuhnya tercapai disini. Karya ini dilukis pada masa mudanya dengan latar belakang politik dan perang di negaranya sedang kisruh. Meskipun begitu lukisan ini telah menunjukkan komitmennya terhadap pengamatan alam yang akurat dan jujur, tampak pada rincian dari pepohonan dan langit sangat mendetail. Mata pengamat diarahkan pada bagian terjauh sungai pemandangan, sepanjang rute sungai ke menara jauh dari gereja Dedham, yang meskipun kecil, membentuk titik fokus yang kuat untuk karya tersebut. Pohon-pohon di kedua sisi kanvas juga membentuk bingkai ke bagian tengah gambar yang menampilkan pemandangan utamanya. Ia menampilkan pemandangan disekitar rumahnya itu dengan apik, melalu pengelihatan yang estetis tanpa melebih-lebihkannya. Maria Bicknell 1816 & AnalisisnyaPotret Maria Bicknell oleh John ConstablePotret Maria Bicknell oleh John ConstableLukisan ini adalah potret dari tunangan Constable, dilukis sekitar tiga bulan sebelum pernikahan mereka. Potret ini dikatakan sangat mirip dengan wajah Maria Bicknell. Meskipun tingkat kemiripannya akurat, John tidak malu untuk menunjukkan marka sapuan kuasnya dan justru membuat kontras yang indah antara latar belakang dan potret wajah yang berada di depan. Menciptakan keindahan yang tidak ditutup-tutupi, seperti bagaimana bekas sapuan kuasnya ditunjukan tanpa keraguan. The White Horse 1819 & Analisisnyacontoh lukisan naturalisme the white horse oleh john constablecontoh lukisan naturalisme the white horse oleh john constableDalam lukisan ini Constable menggambarkan adegan kehidupan pedesaan yang wajar. Tidak menerapkan emosi atau ekspresi, mengasihani atau merayakan kehidupan kerja orang-orang yang dilukisnya. Ia hanya mempresentasikannya apa yang telah ia lihat. Constable menunjukkan para pria yang melanjutkan cara hidup yang telah mereka jalani selama berabad-abad, meskipun ancaman industrialisasi semakin meningkat. Thomas ColeLahir di area industri Inggris, Cole pindah ke Amerika Serikat semasa mudanya, dan sejak saat itu selalu berusaha untuk menangkap keindahan eksotik dari gurun-gurun yang terdapat di benua Amerika. Lukisan-lukisan Thomas Cole, ikut menjadi monumen untuk berbagai harapan dan kecemasan bangsa Amerika yang baru tumbuh selama pertengahan abad ke-19. Dia dianggap sebagai seniman pertama yang membawa mata pelukis pemandangan Eropa ke lingkungan Amerika. Tetapi sosok ini juga tetap mengekspresikan pemandangan Amerika yang unik. Lukisan Naturalisme Thomas ColeLake with Dead Trees Catskill 1825 & Analisisnyacontoh lukisan naturalisme Lake with Dead Trees Catskill oleh Cole Thomascontoh lukisan naturalisme Lake with Dead Trees Catskill oleh Cole ThomasLake with Dead Trees menggambarkan pemandangan Pegunungan Catskill di tenggara New York. Di tepi danau yang yang sunyi ini dikelilingi oleh pohon-pohon mati, dan dua ekor rusa yang sedang bergerak kesana kemari. Latar belakang pemandangan di lukis pada saat senja akan tiba. Di balik hutan itu matahari yang akan tenggelam masih menyinarkan cahayanya menembus langit yang berawan. Meskipun karya ini adalah lukisan naturalis yang berfokus pada teknis dan keakuratan menggambar, terdapat arti atau interpretasi yang dapat diproduksi. Lukisan ini sering diartikan sebagai kontemplasi dan dialog antara hidup dan mati, dan berlalunya waktu yang menjadi saksi bisu terhadap dialog tersebut. The Consummation of Empire 1836 & Analisisnyacontoh lukisan naturalisme The Consummation of EmpireContoh lukisan naturalisme The Consummation of Empire oleh Thomas ColeLukisan ini adalah salah satu dari rangkaian lima lukisan berjudul The Course of Empire yang dipesan oleh Luman Reed. Setiap lukisan dalam seri ini menggambarkan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari kebangkitan hingga kejatuhan peradaban imajiner ini. Seluruh seri ini dimaksudkan sebagai peringatan tentang ambisi Kekaisaran yang berlebihan. Lukisan ini menggambarkan kekaisaran pada puncak kekuasaannya lengah dan terbius dalam ambisinya sendiri yang malah membuat kehancuran kota. Amerika baru saja membebaskan diri dari Kerajaan Inggris ketika lukisan ini dibuat. Ia ingin memperingatkan bahwa negara baru tidak boleh jatuh ke perangkap yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Lebih dari itu, seri ini tampaknya mengekspresikan kecemasan Cole tentang ancaman perambahan industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang tumbuh dengan begitu pesatnya, sehingga menghiraukan alam disekitarnya. William Bliss BakerWilliam Bliss Baker adalah seniman yang lahir di Amerika Serikat. Ia mengawali pendidikan seninya di National Academy of Design pada tahun 1876. Baker adalah seniman berbakat yang telah menggelar banyak pameran bahkan ketika ia masih menjalani studinya. Karena Baker sudah mahir melukis jauh sebelum ia memulai pendidikan formalnya. Ia juga memenangkan banyak penghargaan seperti penghargaan Elliot dan Hallgarten yang merupakan penghargaan berkelas pada masanya. Dapat dikatakan juga, William Bliss Baker adalah seniman naturalisme dengan kemampuan teknis yang terhebat di aliran ini. Teknik melukisnya yang begitu akurat menginspirasi banyak kelahiran aliran baru yang diilhami oleh Aliran naturalisme. Baik para pelakon aliran fotorealisme di zaman modern, hingga para hyper-realisme di era kontemporer sekarang. Baker meninggal di usia muda pada awal usia 27 tahun-nya akibat kecelakaan berseluncur es. Lukisan Naturalisme Thomas ColeFallen Monarchs 1886 dan AnalisisnyaContoh lukisan naturalisme fallen monarchs 1886 oleh william bliss bakerContoh lukisan naturalisme Fallen Monarchs 1886 oleh william bliss bakerLukisan ini menggambarkan dua pohon tumbang, kontras dengan pohon yang baru saja tumbuh menghiasi hutan itu. Cahaya yang menembus ranting dan dahan pohon memberikan suasana spiritual dan imaji harapan pada karya tersebut. Lagi-lagi contoh tata ungkap yang dapat berhasil diberikan meskipun seniman secara objektif hanya mentransfer alam ke dalam lukisan. Fallen monarchs disebut sebagai masterpiece dari Thomas Cole, padahal karya ini merupakan lukisan yang dihasilkan pada awal karirnya. Keakuratan dalam penggambaran pemandangan di lukisan ini mengalahkan hasil foto yang dapat diambil pada zamannya. Berbeda dengan aliran lain yang menghindari kemampuan utama fotografi, Ia berhasil menaklukan teknologi itu langsung melalui sapuan kuasnya. Advertisement Abdullah SuriosubrotoAbdullah Surisubroto disebut sebagai pelukis Indonesia generasi pertama yang telah mendapatkan reputasi internasional pada abad ke 20, setelah Raden Saleh mendahuluinya pada abad ke 19. Abdullah ialah anak dari tokoh pergerakan nasional dr. Wahidin Sudirohusodo. Abdullah Suriosubroto disekolahkan pendidikan kedokteran ke Negeri Belanda, namun ia lebih memilih untuk menjadi adalah ayah dari pelukis Basoeki Abdullah dan pematung Trijoto Abdullah. Lukisan Naturalisme Abdullah SuriosubrotoPemandangan Gunung 1935Contoh lukisan naturalisme Pemandangaan Gunung oleh Abdullah SuriosubrotoContoh lukisan naturalisme Pemandangaan Gunung oleh Abdullah SuriosubrotoLukisan pemandangan ini adalah cikal bakal dari lukisan klasik Indonesia. Lukisan yang akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam menggambarkan pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang identik dengan gunung biru dibelakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan tropis. Pemandangan gunung merupakan salah satu lukisan yang menjadi koleksi presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno. Basuki AbdullahBasuki Abdullah adalah putra dari Abdullah Suriosubroto. Ia juga ikut menjadi salah satu pengaruh terbesar di dunia seni rupa Indonesia. Abdullah Sejak dari kecil umur 4 tahun Basuki Abdullah sudah mulai menyukai dunia seni. Basuki Abdullah mendapatkan pendidikan formal seni di Akademi Seni Rupa Academie Voor Beldeende Kunsten Den Haag, Belanda. Biografi lengkap, contoh lukisan hingga ke analisis alirannya dapat dibaca disini Basuki Abdullah – Biografi dan Analisis Aliran Karya. Lukisan Naturalisme Basuki AbdullahPantai Flores 1942Contoh lukisan naturalis Pantai flores, oleh Basuki AbdullahContoh lukisan naturalis Pantai flores, oleh Basuki AbdullahSebabpengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirismo, (2) aliran Nativismo, (3) aliran PENERAPAN ALIRAN NATURALISME DALAM PEMBELAJARAN OlehBowo Dwi Nurcahyono PENDAHULUAN Sistem Pendidikan adalah langkah utama dalam menembuhkan Potensi Manusia agar menjadi Dewasa, Beradab, Normal. Dalam pendidikan beberapa tokoh berkata Sistem Pembelajaran yang bai kdilakukan secara Naturalisme yaitu pemikiranatau system belajar yang benar adalah dengan system alami dari mereka yang masih mengalami masa pembelajaran ,utamanya anak-anak yang masih dalam masa berkembang .Tahap ini adalah teori yang baik dalam proses pembelajaran karena semua hal yang dilakukan oleh peserta didik dilakukan tanpa tekanan, yang tentunya dengan bimbingan seorang pendidk. Jadi peserta dalam berfikirnya dengan teori naturalisme,berfikir secara natural atau alami. KONSEP DASAR Sistem Pendidikan ini sudah terencana dan di sengaja dalam Program Pemrintahan, yang bertujuan mencerdaskan bangsa ,menjadikan bangsadan membantu mencerdaskan anakbangsa, membangun potensi anak dan membantu perkembang anak anak bangsa agar bermanfaat didalam masyarakat maupun fungsi bagi diri sendiri sebagai individual yang akan bergabung dan berinteraksi deengan individual yang lainya tentu dengan kemampuan yang berbeda-beda dan pasti membutuhkan, saling melengkapi dengan bidang materi yang diplih sesuai yang diinginkan dan sesuai bidang yang menjadi kemampauan dasar maupun kemampuan setelah jenjang pendidikan selesai. SEJARAH Teori ini pada akhir abad kedelapan belas dan awal berabad-abad ke sembilan belas, naturalisme dalam pendidikan telah dinyatakan oleh Jean Jacques Rosseau Dan Johann Heinrich Pestalozzi, dalam beberapa sumber mengatakan bahwa paham teori naturalisme ini adalah oleh sebagian orang atau pendapat beberapa orang ,teori naturalisme dalam pendidkan dinyatakan teori pembaharuan dalam pendidikan. seorang bapak dari Amerika yang mempunyai paham Progressivisme , menekankan belajar alamiah di masa anak-anak, dengan metode darmawisata, alamiah yang dipelajari langsung. Pengalaman berhubungan dengan perasaan sebagai basis untuk belajar di masa datang yang berarti bahwa anak-anak mempunyai pengalaman dengan object di dalam lingkungan. Melalui aktivitas dan kegiatan, mereka diharapkan untuk aktif berhadapan dengan kegiatan tersebut, dan dalam melaksanakan eksperimen sehingga didapatkan kesamaan pemahaman tentang lingkungan tersebut. William Heard Kilpatrick 1871- 1965, ANALIS Menurut Filosufasal Perancis, 1712-1778 tentang aliran teori Naturali sme dalam PendidikanYaitu Rousseau. Rousseau berpendapat dalam bukunya Emile bahwa “Semua adalah baik pada waktunya datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk ditangan manusia”. Maksut dari pendapat Rousseau tadi, yaitu semua anak yang baru lahir di ciptakan dengan pembawaan yang baik, tidak ada satu anakpun yang buruk sikap dan budi, pekertinya saat baru pembawaan seorang anak yang baik sejak di lahirkan tersebut akan menjadi buruk atau rusak oleh tangan arti buruk atau rusak karena system pendidikan yang diberikan kepada anaka tersebut sehingga menjadikan anak dengan pembawaan yang buruk. Di dalam pendapat Rousseau berisikan kita harus membiarkan anak berkembang dengansen dirinya dalam arti, dalam pemahaman pendidikan kita hanya boleh member pengarahan dan motifasi kedalam anak, sehingga anak berkembang secara alami sesuai dengan kemampuan berfikirnya berkembang secara natural alamiah tidak ada unsure pemaksaan yang terjadi sehingga tidak menjadikan anak tertekan dan terpaksa sehingga memberikan efek beban yang memungkinkan terjadi hal yang tidak diinginkan hal-hal buruk yang akan diperbua toleh seorang anak tersebut yang merugikan dirinya sendiri maupun diri orang lain. Kemudian untuk pemaparan yang dimaksud, seorang anak yang baik sejak di lahirkan tersebut akan menjadi buruk atau rusak oleh tangan manusia, yaitu anak akan menjadi buruk pembawaanya karena salah dalam pembibingan atau pengarahan yang dilakukan yang mengakibatkan anak berkembang tidak secara Natural atau secara alamiah tetapi dengan unsur pemaksaan pendidikan yang menjadikan anak tidak bisa berkembang sesuai dengan kemampuan dan bidang sertapotensi yang dimiliki anak tersebut. Dalamteorinya Reosseu ingin menjauhkan anak dari segala keburukan sifat dari masyarakat sekitar yang serba dibuat-buat atau bersifat “artificial” senhingga membiarkan untuk anak kembali kesifat aliminya dalam arti sifat yang menjadi pembawaan dari lahir tanpa ada pengaruh dari lingkungan. Rousseau menginginkan anak didik dapat menjauh dari sifat dibuat-buat artificial dan dapat anak kembali ke alam mempertahankan sifat alaminya atau naturalnya seperti apa yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta sejak merka lahir. PENUTUP Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan yang berhasil ,yaitu sistem pendidikan yang dijalankan dengan sifat naturalisme atau dengan metode alamiah yang mengutamakan perkenbangan pemikiran seorang siswa terhadap sistem berfikirnya sehingga tidak merusak sistem perkembangan atau masa-masa pertumbuhan pada anak-anak. Sehingga dalam metode ini tidak akan mempengarui sifat buruk yang ditimbulkan dari lingkungan atau masyarakat sekitar .Anak-anak akan bisa tumbuh alami seperti sifat asli pembawaan dari sang pencipta seperti yang dikemukakan oleh DAFTAR PUSTAKA “teori-naturalisme “.Kumpulanmakalah. Online WWW. Di akses pada 19 oktober 2013 *Bowo Dwi Nurcahyono, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia kelas A. Makalah ini disusun guna memenuhi sebagian tugas Individu pada mata kuliah Ilmu Pengantar Pendidikan tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin,TeoriNativisme. AL Nadhirin Maret 12, 2010. Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati.Salam hangat untuk Sobat Ilyas! Kali ini, kita akan membahas tentang aliran naturalisme dalam pendidikan. Naturalisme adalah sebuah aliran kepercayaan yang memandang bahwa segala sesuatu dalam dunia ini berasal dari alam dan proses alami. Dalam pendidikan, aliran naturalisme mengedepankan pengalaman langsung dan aktivitas alamiah sebagai metode pembelajaran. Pengertian Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Naturalisme dalam pendidikan adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan pentingnya pengalaman langsung dan aktivitas alamiah sebagai metode pembelajaran. Menurut aliran ini, manusia belajar melalui pengalaman dan interaksi dengan alam. Oleh karena itu, pendidikan harus mengakomodasi pengalaman langsung dan aktivitas alamiah sebagai metode pembelajaran yang efektif. Prinsip Aliran Naturalisme Aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki beberapa prinsip dasar. Pertama, pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keunikan setiap individu. Kedua, pengalaman langsung dan aktivitas alamiah harus menjadi metode utama dalam pembelajaran. Ketiga, pendidikan harus mengedepankan pengalaman dan interaksi dengan alam sebagai sumber pembelajaran yang utama. Keempat, pendidikan harus memperhatikan pengembangan nilai moral dan etika sebagai bagian dari proses pembelajaran. Kelebihan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki beberapa kelebihan. Pertama, metode pembelajaran yang digunakan lebih alami dan efektif karena melibatkan pengalaman langsung dan aktivitas alamiah. Kedua, pendidikan yang dilakukan dengan aliran naturalisme dapat membantu mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. Ketiga, pendidikan yang dilakukan dengan aliran naturalisme dapat membantu membangun rasa kepedulian dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan sekitar. Kekurangan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, pendidikan yang dilakukan dengan aliran naturalisme cenderung kurang terstruktur dan kurang fokus pada penguasaan keterampilan teknis. Kedua, pendidikan yang dilakukan dengan aliran naturalisme dapat membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, pendidikan yang dilakukan dengan aliran naturalisme dapat sulit diterapkan di lingkungan perkotaan yang kurang mendukung. Contoh Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Contoh penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan adalah metode Montessori. Metode Montessori mengedepankan pengalaman langsung dan aktivitas alamiah sebagai metode utama dalam pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mengeksplorasi bahan-bahan belajar yang tersedia. Metode ini juga mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kesimpulan Aliran naturalisme dalam pendidikan mengedepankan pengalaman langsung dan aktivitas alamiah sebagai metode utama dalam pembelajaran. Metode ini memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih alami dan efektif dalam pembelajaran serta dapat membantu mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, seperti kurang terstruktur dan sulit diterapkan di lingkungan perkotaan yang kurang mendukung. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita harus memahami dan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!PengertianRealisme. Pengertian Realisme adalah aliran seni yang berbentuk real atau nyata, biasanya berupa lukisan yang objeknya berupa alam. Pemandangan dan pegunungan adalah yang paling populer. Realisme melukisakan suasana yang tenang dan adem biasanya. Sehingga ketika seorang seniman menggambarkan pengertian realisme akan memiliki seni Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aliran-aliran nativisme berasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor prndidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.[1]Tokoh aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer 1788-1860, dia adalah seorang filsuf yang berkebangsaan Jerman yang sangat dikenal sebagai orang yang pesimis dan pemahamannya terhadap realitas sebagai yang tidak masuk berpendapat bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrat dari kelahiran, yang tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau atau pendidikan itulah pribadi seseorang, bukan hasil pendidikan. Tanpa potensi hereditas yang baik, seseorang tidak mungkin mencapai taraf yang dikehendaki, meskipun dididik dengan maksimal.[2]Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya, jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.[3]Contoh dari pandangan nativisme adalah anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtuanya. Misalnya, seorang anak yang berasal dari keluarga ahli seni musik, maka anak tersebut akan berkembang menjadi seniman musik yag mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan dari pemikiran diatas, maka konsep pendidikan Schopenhauer dapat dikemukakan lebih lanjut senagai berikutPertama, berkaitan dengan mendidik. Menurutnya, mendidik adalah tidak lain dari membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Berhasil tidaknya pendidikan tersebut, bergantung kepada tinggi rendahnya jenis pembawaan yang dimiliki anak. Pendidikan menurut aliran ini tidak memiliki kekuatan sama sekali. Dengan demikian, aliran nativisme ini termasuk yang bersifat pesimistis dalam memandang pendidikan, yakni bahwa pendidikan tersebut sebagai yang tidak ada pandangan kaum nativisme tersebut dihubungkan dengan ajaran islam tampak bahwa ajaran tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa setiap manusia memiliki kemampuan jasmani, akal, dan rohani yang dibawanya sejak berbagai kemampuan tersebut tidak dapat dengan sendirinya tumbuh dan berkembang jika tidak dilakukan tersebut baru merupakan potensi atau bahan yang masih harus dibentuk.[4]Tentang adanya potensi yang harus dikembangkan dan dibina ini dapat dipahami dari ayat yang artinya dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” QS. Al-Nahl, 1678. Empirisme atau aliran yang berdasarkan pada pengalaman bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkmbangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di didapat dari dunia sekitarnya yang berupa ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.[5] Aliran ini sangan berlawanan dengan aliran nativisme yang beranggapan bahwa perkembangan manusia tergantung pada faktor bawaanketurunan dan bukan dari lingkungan. Seorang filsuf Inggris bernama John Locke 1632-1704 mengembangkan sebuah teori yang disebut dengan Teori “Tabula Rasa” yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas kosong putih atau meja berlapis lilin yang belum ada tulisan di atasnya. Oleh karena itu, kertas kosong tersebut dapat ditulisi sekehendak hati yang menulisnya, dan lingkungan itulah yang menulis kertas kosong teori ini, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang didapatinya atau perkembangan jiwa seseorang semata-mata bergantung kepada pendidikan.[6]Misalnya, ada dua anak lahir kembar, dan dari kecil mereka dipisahkan dan dibesarkan pada lingkungan yang dari mereka dididik oleh keluarga yang kaya raya dan disekolahkan di sekolah modern, dan yang satu dididik oleh keluarga miskin di sebuah desa. Ternyata pertumbuhannya tidak aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.[7]Dalam pandangan Islam, teori empirisme atau behaviorisme yang dikemukakan John Locke tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Islam mengakui bahwa lingkungan atau pendidikan memiliki pengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Ibn Miskawaih, Ibn Sina, dan al-Ghazali misalnya mendukung paham tersebut. Para filsuf Islam tersebut misalnya berpendapat, bahwa jika lingkungan atau pendidikan tidak berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia, maka kehadiran para Nabi menjadi menunjukkan bahwa dengan kedatangan para Nabi, keadaan masyarakat menjadi berubah dari keadaan yang tersesat menjadi lurus, dari keadaan berbuat zalim menjadi berbuat baik, dari keadaan bodoh menjadi pandai, dari keadaan biadab menjadi beradab dan seterusnya. Nabi Muhammad Saw misalnya menyatakan bahwa ia diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak yang demikian, Islam tidak memutlakkan peran lingkungan atau pendidikan dan menghilangkan peran hidayah Allah Swt. Islam memandang bahwa lingkungan tidak sepenuhnya dapat membentuk orang menjadi ada anak seorang Nabi yang tidak menjadi orang yang beriman. Di dalam Al-Qur’an Allah Swt, menyatakan sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. QS Al-Qashash, 2856. Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa pemikiran pendidikan empirisme atau behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diterima dalam ajaran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang aliran ini merupakan perpaduan dari aliran sebelumnya, yaitu nativisme dan empirisme. Seorang tokoh pendidikan Jerman bernama William Stern 1871-1939 berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjunya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.[8]Bakat yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak berbicara dalam bahasa pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Kemampuan satu anak dengan anak yang lain yang tinggal dalam lingkungan yang sama untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan anak-anak tersebut menggunakan bahasa yang kalangansebagian pemikir Islam ada yang berpendapat , bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran yang mendukung teori konvergensi. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi yang artinya bahwa setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.HR BaihaqiNamun demikian, Islam sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebagai penganut paham konvergensi plus, yakni bahwa keberhasilan pendidikan selain disebabkan karena usaha manusia, juga karena hidayah dari Allah Swt. Hal ini dapat dipahami dari QS Al-Waaqi’ah 56 ayat 63-64 yang artinya maka apakah kamu memerhatikan apa-apa yang kamu tanam? Apakah kamu menumbuhkannya atau kami yang menumbuhkannya?.Dengan berpegangan ayat tersebut, maka Islam menganut paham konvergensi plus, atau konvergensi yang memadukan antara usaha manusia dengan kehendak ini sejalan pula dengan ideology pendidikan Islam yang bercorak humanism theo-centris, yakni ideology yang memahami penggabungan antara usaha manusia dan kehendak PUSTAKAUmar Tirtarahardja, Pengantar JakartaPT Rineka CiptaAbuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. 2012. Jakarta PT Raja GrafindoPersadaWiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. 2009. Jogjakarta Ar-Ruzz Media Lihat Pendidikan Selengkapnya
Darialiran ini, contoh yang nyata dalam kehidupan : Ekspresionisme, yaitu aliran yang menekankan pada segenap perasaan atau jiwa. Contoh gambar aliran seni lukis naturalisme dari karya john constable yang berjudul the white horse 1819 sedangkan untuk thomas cole adalah seniman yang lahir di inggris. Contoh Skripsi Eksperimen Pendidikan
Naturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis seperti referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah bentuk apresiasi Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang terjadi pada pergerakan mooi indie di Indonesia atau Hindia Belanda tepatnya pada masa itu. Seniman terkadang memilih setting cahaya yang lebih dramatis pada saat sebelum terbit atau tenggelamnya matahari, untuk mendapatkan pencahayaan golden hours. Pemilihan cahaya dramatis seperti itu adalah salah satu ciri Romantisisme yang diberontak oleh aliran Naturalisme. Naturalisme menganggap dalam pencahayaan yang tidak dramatis seperti itu pun keindahan alam tetap dapat digambarkan. Aliran naturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul. Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan dari realisme serta melawan romantisisme, prototype-nya sudah ada dari abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar karena pengaruh seniman Inggris John Constable. Selama periode ini, kelompok dan sekolah seniman untuk masyarakat sudah didirikan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa sekolah itu adalah Akademi Norwich di Inggris timur, Akademi Hudson River di New York State, dan Akademi Barbizon di Prancis tengah, yang mempengaruhi seluruh Eropa. Perbedaan Naturalisme dan Realisme Pengertian naturalisme sering tertukar dengan aliran realisme, padahal sebetulnya cukup mudah untuk membedakannya. Aliran realisme mengangkat tema yang realistis, gambar pada lukisan tidak harus selalu mirip dengan referensinya. Justru Naturalisme-lah yang mengutamkan kemiripan gambar yang dilukiskan sesuai dengan referensinya di alam. Meskipun realisme juga dapat memanfaatkan kemiripan tersebut untuk membuat gagasan dan tema yang lebih realistis. Untuk lebih jelasnya, kita juga dapat mempelajari seperti apa sebetulnya aliran realisme. Pemaparan mengenai aliran realisme dapat disimak pada tautan di bawah ini. Realisme Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis Sastra Naturalisme Sedikit berbeda dengan istilah naturalisme yang sering digunakan pada seni rupa, di dunia sastra naturalisme berarti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita realisme. Artinya sastra aliran naturalisme akan menceritakan dengan gamblang kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa menyensor adegan atau dialog yang kontroversial. Tentunya hal itu dilakukan selama adegan kontroversial itu tetap pada tujuannya. Naturalisme pada seni rupa dapat menjadi istilah yang digunakan untuk menyatakan “kemiripan dengan alam”, gambar yang sangat mirip dengan referensinya dapat disebut natural, di luar konteks aliran Naturalisme. Sementara pada dunia sastra Naturalisme biasa ditulis dengan huruf “N” besar untuk menyatakan bahwa naturalisme di sana adalah istilah spesifik untuk suatu aliran, bukan istilah natural untuk konteks apa saja. Ciri-Ciri Aliran Naturalisme Membedakan aliran naturalisme dari aliran lainnya dapat dikatakan tidak cukup mudah, apalagi jika dibandingkan dengan realisme. Namun kita dapat berpegang pada beberapa ciri-cirinya yang meliputi beberapa poin di bawah ini. Mengutamakan kemiripan gambar pada lukisan dengan objek yang dilukis sesuai dengan referensi. Teknik dan kepiawaian seniman menjadi senjata utama. Membawakan tema-tema lukisan yang indah namun berdasarkan kemurniannya. Naturalisme adalah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam. Mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar seniman. Melukiskan kecantikan atau ketampanan potret manusia apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan. Tokoh penting & Contoh Lukisan Naturalisme Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan, aliran ini merupakan salah satu contoh aliran yang dicetuskan lama setelah kemunculannya. Oleh karena itu, tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam perkembangannya pun akan memiliki gap antartahun yang cukup besar. Berikut adalah beberapa seniman yang menjadi tokoh penting dalam perkembangan aliran naturalisme. 1. John Constable John Constable adalah seniman asal Inggris yang dianggap sebagai salah atu tokoh seniman yang paling berpengaruh dalam perkembangan aliran naturalisme. Dia menolak gaya lukisan pemandangan pada masanya. Constable menyatakan bahwa “Kebiasaan pelukis hari ini adalah bravura, sebuah upaya untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui kebenaran”. Ia memilih untuk menciptakan cara representasi sendiri yang berdasarkan mentransfer apa yang dilihatnya sejujur mungkin di atas kanvas. Selain itu John memilih untuk melukis apa yang ada di sekitarnya terlebih dahulu. Dalam surat yang ditulis untuk koleganya ia menulis “I should paint my own places best“. Ia juga tertarik pada pergantian cahaya dan awan di alam tanpa membeda-bedakan mana yang lebih indah. Lukisan Naturalisme John Constable Dedham Vale 1816 & Analisisnya Contoh lukisan naturalisme Deadham Vale oleh John ConstableTeknik-teknik Constable belum sepenuhnya tercapai di sini. Karya ini dilukis pada masa mudanya dengan latar belakang politik dan perang di negaranya sedang kisruh. Meskipun begitu lukisan ini telah menunjukkan komitmennya terhadap pengamatan alam yang akurat dan jujur, tampak pada rincian dari pepohonan dan langit sangat mendetail. Mata pengamat diarahkan pada bagian terjauh sungai pemandangan, sepanjang rute sungai ke menara jauh dari gereja Dedham, yang meskipun kecil, membentuk titik fokus yang kuat untuk karya tersebut. Pohon-pohon di kedua sisi kanvas juga membentuk bingkai ke bagian tengah gambar yang menampilkan pemandangan utamanya. Ia menampilkan pemandangan di sekitar rumahnya itu dengan apik, melalu pengelihatan yang estetis tanpa melebih-lebihkannya. Maria Bicknell 1816 & Analisisnya Potret Maria Bicknell oleh John ConstableLukisan ini adalah potret dari tunangan Constable, dilukis sekitar tiga bulan sebelum pernikahan mereka. Potret ini dikatakan sangat mirip dengan wajah Maria Bicknell. Meskipun tingkat kemiripannya akurat, John tidak malu untuk menunjukkan marka sapuan kuasnya dan justru membuat kontras yang indah antara latar belakang dan potret wajah yang berada di depan. Menciptakan keindahan yang tidak ditutup-tutupi, seperti bagaimana bekas sapuan kuasnya ditunjukkan tanpa keraguan. The White Horse 1819 & Analisisnya contoh lukisan naturalisme the white horse oleh john constableDalam lukisan ini Constable menggambarkan adegan kehidupan pedesaan yang wajar. Tidak menerapkan emosi atau ekspresi, mengasihani atau merayakan kehidupan kerja orang-orang yang dilukisnya. Ia hanya mempresentasikannya apa yang telah ia lihat. Constable menunjukkan para pria yang melanjutkan cara hidup yang telah mereka jalani selama berabad-abad, meskipun ancaman industrialisasi semakin meningkat. 2. Thomas Cole Lahir di area industri Inggris, Cole pindah ke Amerika Serikat semasa mudanya, dan sejak saat itu selalu berusaha untuk menangkap keindahan eksotik dari gurun-gurun yang terdapat di benua Amerika. Lukisan-lukisan Thomas Cole, ikut menjadi monumen untuk berbagai harapan dan kecemasan bangsa Amerika yang baru tumbuh selama pertengahan abad ke-19. Dia dianggap sebagai seniman pertama yang membawa mata pelukis pemandangan Eropa ke lingkungan Amerika. Tetapi sosok ini juga tetap mengekspresikan pemandangan Amerika yang unik. Lukisan Naturalisme Thomas Cole Lake with Dead Trees Catskill 1825 & Analisisnya contoh lukisan naturalisme Lake with Dead Trees Catskill oleh Cole ThomasLake with Dead Trees menggambarkan pemandangan Pegunungan Catskill di tenggara New York. Di tepi danau yang yang sunyi ini dikelilingi oleh pohon-pohon mati, dan dua ekor rusa yang sedang bergerak kesana kemari. Latar belakang pemandangan di lukis pada saat senja akan tiba. Di balik hutan itu matahari yang akan tenggelam masih menyinarkan cahayanya menembus langit yang berawan. Meskipun karya ini adalah lukisan naturalis yang berfokus pada teknis dan keakuratan menggambar, terdapat arti atau interpretasi yang dapat diproduksi. Lukisan ini sering diartikan sebagai kontemplasi dan dialog antara hidup dan mati, dan berlalunya waktu yang menjadi saksi bisu terhadap dialog tersebut. The Consummation of Empire 1836 & Analisisnya Contoh lukisan naturalisme The Consummation of Empire oleh Thomas ColeLukisan ini adalah salah satu dari rangkaian lima lukisan berjudul The Course of Empire yang dipesan oleh Luman Reed. Setiap lukisan dalam seri ini menggambarkan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari kebangkitan hingga kejatuhan peradaban imajiner ini. Seluruh seri ini dimaksudkan sebagai peringatan tentang ambisi Kekaisaran yang berlebihan. Lukisan ini menggambarkan kekaisaran pada puncak kekuasaannya lengah dan terbius dalam ambisinya sendiri yang malah membuat kehancuran kota. Amerika baru saja membebaskan diri dari Kerajaan Inggris ketika lukisan ini dibuat. Ia ingin memperingatkan bahwa negara baru tidak boleh jatuh ke perangkap yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Lebih dari itu, seri ini tampaknya mengekspresikan kecemasan Cole tentang ancaman perambahan industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang tumbuh dengan begitu pesatnya, sehingga menghiraukan alam di sekitarnya. 3. William Bliss Baker William Bliss Baker adalah seniman yang lahir di Amerika Serikat. Ia mengawali pendidikan seninya di National Academy of Design pada tahun 1876. Baker adalah seniman berbakat yang telah menggelar banyak pameran bahkan ketika ia masih menjalani studinya. Karena Baker sudah mahir melukis jauh sebelum ia memulai pendidikan formalnya. Ia juga memenangkan banyak penghargaan seperti penghargaan Elliot dan Hallgarten yang merupakan penghargaan berkelas pada masanya. Dapat dikatakan juga, William Bliss Baker adalah seniman naturalisme dengan kemampuan teknis yang terhebat pada aliran ini. Teknik melukisnya yang begitu akurat menginspirasi banyak kelahiran aliran baru yang diilhami oleh Aliran naturalisme. Baik para pelakon aliran fotorealisme di zaman modern, hingga para hyper-realisme di era kontemporer sekarang. Baker meninggal di usia muda pada awal usia 27 tahun-nya akibat kecelakaan berseluncur es. Lukisan Naturalisme Thomas Cole Fallen Monarchs 1886 dan Analisisnya Contoh lukisan naturalisme Fallen Monarchs 1886 oleh william bliss bakerLukisan ini menggambarkan dua pohon tumbang, kontras dengan pohon yang baru saja tumbuh menghiasi hutan itu. Cahaya yang menembus ranting dan dahan pohon memberikan suasana spiritual dan imaji harapan pada karya tersebut. Lagi-lagi contoh tata ungkap yang dapat berhasil diberikan meskipun seniman secara objektif hanya mentransfer alam ke dalam lukisan. Fallen monarchs disebut sebagai masterpiece dari Thomas Cole, padahal karya ini merupakan lukisan yang dihasilkan pada awal karirnya. Keakuratan dalam penggambaran pemandangan di lukisan ini mengalahkan hasil foto yang dapat diambil pada zamannya. Berbeda dengan aliran lain yang menghindari kemampuan utama fotografi, Ia berhasil menaklukan teknologi itu langsung melalui sapuan kuasnya. 4. Abdullah Suriosubroto Abdullah Surisubroto disebut sebagai pelukis Indonesia generasi pertama yang telah mendapatkan reputasi internasional pada abad ke 20, setelah Raden Saleh mendahuluinya pada abad ke 19. Ia adalah anak dari tokoh pergerakan nasional, yakni dr. Wahidin Sudirohusodo. Abdullah Suriosubroto disekolahkan pendidikan kedokteran ke Negeri Belanda, namun ia lebih memilih untuk menjadi adalah ayah dari pelukis Basoeki Abdullah dan pematung Trijoto Abdullah. Lukisan Naturalisme Abdullah Suriosubroto Pemandangan Gunung 1935 Lukisan pemandangan ini adalah cikal bakal dari lukisan klasik Indonesia. Lukisan yang akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam menggambarkan pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang identik dengan gunung biru di belakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan tropis. Pemandangan gunung merupakan salah satu lukisan yang menjadi koleksi presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno. 5. Basuki Abdullah Basuki Abdullah adalah putra dari Abdullah Suriosubroto. Ia juga ikut menjadi salah satu pengaruh terbesar di dunia seni rupa Indonesia. Abdullah Sejak dari kecil umur 4 tahun Basuki Abdullah sudah mulai menyukai dunia seni. Basuki Abdullah mendapatkan pendidikan formal seni di Akademi Seni Rupa Academie Voor Beldeende Kunsten Den Haag, Belanda. Biografi lengkap, contoh lukisan hingga ke analisis alirannya dapat dibaca disini Basuki Abdullah – Biografi dan Analisis Aliran Karya. Lukisan Naturalisme Basuki Abdullah Pantai Flores 1942 Contoh lukisan naturalis Pantai flores, oleh Basuki AbdullahReferensi
Padaaliran ini, juga bisa dijadikan paduan atau kombinasi dari aliran lain seperti Realisme dan Romantisme. Karena Setting alam yang terimplementasi kadang diisi objek-objek yang jamak. 2. Sejarah Lukisan Naturalisme. Pada abad ke-16, seorang seniman bernama John Amos Comenius (1592-1670), digadang-gadang sebagai filsuf yang pertama kali
Source Filosofi naturalisme dalam pendidikan merupakan pandangan bahwa semua yang ada di alam semesta ini merupakan hal yang dianggap sebagai sumber pengetahuan dan nilai-nilai pendidikan. Naturalisme sangat erat kaitannya dengan pemikiran bahwa manusia adalah bagian dari alam dan segala aspek dalam kehidupan manusia dapat dipahami melalui observasi dan pengamatan secara alami. Dalam hal ini, naturalisme menganggap bahwa belajar tidak hanya dilakukan melalui proses akademis yang formal, tetapi juga melalui pengalaman. Naturally, pemikiran filosofi naturalisme ini sangat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Artinya, dalam sistem pendidikan Indonesia, naturalisme menjadi landasan falsafah bagi para pendidik. Melalui pendekatan naturalisme, pendidikan di Indonesia tidak lagi ditekankan pada penerapan pengetahuan, namun juga pada pengalaman belajar langsung. Oleh sebab itu, pendidikan di Indonesia saat ini seringkali diterapkan secara praktis dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia berkembang karena sistem pendidikan Indonesia sedang mengalami perubahan dari sistem pendidikan yang teoritis kepada sistem pendidikan yang praktis. Oleh sebab itu, dalam pengaplikasiannya, aliran naturalisme sangat mendukung metode pembelajaran aktif dan penggunaan materi dan sumber daya manusia yang ada di sekitar kita sebagai sumber pengetahuan. Contoh penggunaan aliran naturalisme dalam pendidikan adalah dengan pengajaran yang menekankan pada eksperimen dalam pembelajaran sains, memanfaatkan keadaan eksisting dalam lingkungan hidup sebagai bahan pengajaran, dan juga pengajaran berbasis masalah. Ada beberapa hal yang menjadi kunci dalam penerapan aliran naturalisme dalam sistem pendidikan Indonesia. Salah satu hal yang paling penting adalah dukungan dari lingkungan sekitar. Karena naturalisme cenderung menekankan pada pengalaman langsung sebagai pengajaran, maka lingkungan sekitar harus siap untuk mendukung hal ini dengan cara menghadirkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran seperti lingkungan alam, perpustakaan, taman, dan kegiatan komunitas. Selain itu, pihak sekolah juga harus memperhatikan kualifikasi guru. Sudah selayaknya, para guru yang akan menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan harus memiliki kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk mengaplikasikan metode pengajaran yang diusung. Guru harus memahami cara untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik dengan efektif, serta bersedia melakukan riset untuk mengadaptasi metode yang lebih baik dan tepat guna. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, penerapan aliran naturalisme memang sulit untuk diterapkan secara keseluruhan. Terlebih lagi dalam menghadapi kenyataan bahwa pendidikan di Indonesia masih terkendala oleh permasalahan seperti perbedaan budaya, kuantitas murid yang berlebih, kurangnya dana dan sumber daya, dan juga miskomunikasi antara guru dan murid. Namun, dari segi prinsip yang diterapkan, aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan upaya yang tepat untuk menata arah pendidikan ke depan, dimana pendidikan tidak sekadar menjadi proses menghafal dan menjalankan teori, tetapi juga proses menimba pengalaman secara langsung. Dalam kesimpulannya, melalui artikel ini dapat disimpulkan bahwa filosofi naturalisme dalam pendidikan sangat penting untuk diterapkan. Aliran naturalisme yang dijadikan sebagai dasar dalam sistem pendidikan Indonesia membuat murid menjadi lebih mengenal lingkungan yang mengelilinginya dan membuat pengalaman belajar menjadi lebih seru. Namun, perlu dipahami bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih memerlukan waktu dan usaha untuk diubah secara tuntas. Harapan ke depannya ialah pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk melaksanakan aliran naturalisme dalam pendidikan sehingga semua pihak, baik guru maupun murid, terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang sangat dinamis dan menarik. Ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan suatu ideologi yang percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berasal dari alam. Ideologi ini menekankan pentingnya interaksi antara manusia dan alam sebagai dasar bagi pendidikan. Berikut adalah ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia. 1. Pengalaman Aliran naturalisme dalam pendidikan menempatkan pengalaman sebagai fokus utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa melalui lingkungan sekitar mereka dianggap lebih penting daripada apa yang mereka pelajari dari buku atau tugas. Melalui pengalaman ini, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka. 2. Pembelajaran yang aktif Ciri lain dari aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pembelajaran yang aktif. Melalui pembelajaran yang aktif, siswa diajak untuk terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar. Mereka diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung, melakukan eksperimen, serta mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka secara aktif. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memahami lebih baik konsep yang diajarkan, serta meningkatkan minat dan motivasi mereka dalam proses belajar. 3. Pembelajaran berbasis inkuiri Sesuai dengan fokus pada pengalaman dan pembelajaran yang aktif, aliran naturalisme dalam pendidikan juga menekankan pentingnya pembelajaran berbasis inkuiri. Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam mencari jawaban melalui eksplorasi dan eksperimen. Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan hipotesis, melakukan pengamatan, dan menarik kesimpulan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa dalam proses belajar mereka. 4. Keterkaitan antara proses pembelajaran dengan lingkungan sekitar Aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pentingnya keterkaitan antara proses pembelajaran dengan lingkungan sekitar. Dalam konteks ini, lingkungan sekitar diberikan peran sebagai sumber belajar. Siswa diajak untuk memahami keterkaitan antara diri mereka dengan lingkungan sekitar, serta memahami dampak yang ditimbulkan oleh tindakan mereka terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan dan memahami pentingnya menjaga alam. 5. Kebutuhan anak sebagai fokus pembelajaran Terakhir, ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan adalah fokus pada kebutuhan anak sebagai fokus pembelajaran. Aliran naturalisme dalam pendidikan memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan perlu disesuaikan dengan gaya pembelajaran mereka. Oleh karena itu, pendekatan personalisasi digunakan untuk membantu siswa memahami bukan hanya apa yang perlu mereka pelajari, tetapi juga bagaimana mereka belajar dengan cara yang paling efektif dan menyenangkan bagi mereka. Demikianlah beberapa ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Ideologi ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan sikap yang relevan untuk kehidupan mereka di masa depan, serta membantu siswa memahami pentingnya menjaga alam dan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Pembelajaran dan pengajaran dalam aliran naturalisme Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah suatu aliran yang memandang bahwa pendidikan harus berorientasi pada alam dan lingkungan sekitar. Aliran ini menyadari bahwa manusia tidak bisa dipisahkan dari alam dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan harus memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan sekitar sebagai bahan pengajaran agar anak-anak dapat memahami dan menghargai alam serta lingkungan sekitarnya. Dalam aliran naturalisme, pembelajaran dan pengajaran harus difokuskan pada pengamatan dan eksplorasi alam. Dalam hal ini, pendidikan harus dilakukan secara langsung dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan di alam terbuka. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti memancing, menanam pohon, menanam sayuran, mengamati binatang, dan lain sebagainya. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dan menyenangkan bagi anak-anak. Dalam pembelajaran dan pengajaran aliran naturalisme, guru harus menjadi fasilitator pembelajaran. Artinya, guru harus lebih mengarahkan dan memfasilitasi anak-anak dalam melakukan kegiatan di alam terbuka. Guru harus menstimulasi imajinasi anak-anak, membangkitkan rasa ingin tahu, dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi alam secara mandiri. Dalam hal ini, guru tidak lagi menjadi pemberi materi saja, tetapi menjadi fasilitator pembelajaran yang mengarahkan anak-anak dalam menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Dalam aliran naturalisme, pembelajaran dan pengajaran juga harus mengintegrasikan mata pelajaran. Misalnya, ketika anak-anak menanam sayuran, mereka akan mempelajari tentang aspek biologi, misalnya bagaimana cara tumbuhan tumbuh, bagaimana proses fotosintesis terjadi, dan juga tentang aspek sosiologi seperti bagaimana manusia merawat alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak. Dengan cara ini, anak-anak akan membentuk pemahaman yang lebih utuh tentang alam dan lingkungan. Dalam aliran naturalisme, penggunaan teknologi dalam pembelajaran tidak terlalu diprioritaskan. Sebaliknya, penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak-anak. Misalnya, ketika melakukan penelitian tentang tumbuhan, anak-anak tidak perlu menggunakan teknologi canggih. Cukup dengan menggunakan kertas, pensil, dan alat pengukur sederhana, mereka sudah dapat mempelajari banyak hal tentang tumbuhan itu sendiri. Selain itu, dalam pembelajaran dan pengajaran aliran naturalisme juga harus memperhatikan karakteristik individu anak-anak. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan pada dasarnya punya cara belajar yang unik. Oleh karena itu, pembelajaran harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik individu anak-anak. Dalam hal ini, guru harus lebih peka dan mencoba untuk memahami karakteristik setiap individu anak dan memberikan pendekatan yang berbeda-beda pada setiap individu. Dalam aliran naturalisme, evaluasi pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan. Evaluasi dilakukan dengan cara mengamati perkembangan anak-anak dalam melakukan kegiatan di alam terbuka, memperhatikan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan alam, dan mengamati bagaimana karakteristik individu masing-masing terbentuk. Evaluasi ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui hasil kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Dalam kesimpulannya, pembelajaran dan pengajaran dalam aliran naturalisme mengajarkan anak-anak tentang cara berinteraksi dengan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber daya belajar. Dalam hal ini, anak-anak diharapkan memiliki pemahaman yang lebih utuh tentang alam serta lingkungan dan menghargainya sebagai kehidupan yang harus dijaga keberlangsungannya. Guru juga diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mengarahkan anak-anak dalam menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Selain itu, evaluasi dalam pembelajaran aliran naturalisme dilakukan dengan cara mengamati karakteristik individu anak dan perkembangan mereka dalam berinteraksi dengan alam. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pandangan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa, lingkungan alami, dan pengalaman individu. Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih berpusat pada kurikulum dan metode pengajaran yang terstruktur. Sebagai pendekatan alternatif, aliran naturalisme memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pendidikan di Indonesia. Kelebihan Satu kelebihan dari aliran naturalisme adalah bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran mereka. Seorang siswa yang mempelajari aliran naturalisme akan belajar melalui pengalaman, praktik, dan pengamatan dalam lingkungan alami. Dengan demikian, siswa akan lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan berpartisipasi aktif dalam kelompok belajar mereka. Aliran naturalisme juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan hidup yang lebih bermanfaat. Sebagai contoh, siswa yang mempelajari pertanian dalam aliran naturalisme akan belajar cara menanam tanaman, mengelola lingkungan alami, serta mengumpulkan dan memanfaatkan hasil panen. Ini adalah keterampilan penting yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan siswa untuk peran hidup dalam lingkungan. Kelebihan lain dari aliran naturalisme adalah mempromosikan kemandirian siswa. Dalam aliran ini, siswa akan belajar dengan mengambil inisiatif dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih dalam dan lebih aktif, seiring mereka merasa memiliki kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri. Kekurangan Salah satu kekurangan dari aliran naturalisme adalah kurangnya struktur dalam pembelajaran. Dalam aliran naturalisme, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri cara mereka belajar dan menentukan pengalaman dan pengamatan mereka sendiri, yang dapat menyebabkan kurang terarahnya proses pembelajaran. Dalam beberapa kasus, siswa mungkin kehilangan fokus saat belajar atau kehilangan arah pembelajaran yang jelas. Kekurangan lain dari aliran naturalisme adalah kurangnya kurikulum yang terpusat pada akademik. Dalam aliran ini, pengajaran lebih berpusat pada pengalaman dan praktik yang bersifat praktis, seperti pertanian atau kerajinan. Namun, tidak semua keterampilan akademik yang diperlukan untuk kehidupan modern tercakup dalam kurikulum ini. Dalam konsekuensinya, siswa mungkin kesulitan untuk meraih tujuan akademik yang diperlukan pada tahap berikutnya. Terakhir, kekurangan aliran naturalisme yang terakhir adalah biaya yang tinggi dalam pendidikan. Aliran naturalisme memerlukan perlengkapan dan peralatan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Peralatan seperti tanah subur, bibit tanaman, atau alat pertukangan dapat menjadi sangat mahal, sehingga tidak semua institusi pendidikan mampu menyediakannya. Ini dapat menjadi hambatan bagi institusi pendidikan dengan sumber daya terbatas untuk mengadopsi aliran naturalisme dalam pembelajaran mereka. Kelebihan dan kekurangan aliran naturalisme dalam pendidikan harus dipertimbangkan dengan cermat sebelum didasarkan pada bentuk pembelajaran mana yang harus dipilih. Bagi institusi pendidikan yang mencoba mengimplementasikan aliran naturalisme, hal itu harus dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kekurangan sebagai hambatan untuk menemukan cara yang efektif untuk memastikan siswa pada jalur pembelajaran yang tepat. Contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pendekatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perkembangan alami anak dalam belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir yang kritis. Aliran ini berfokus pada penggunaan proses belajar yang alami tanpa banyak gangguan dari pengaruh luar dan tekanan dari lingkungan sosial. Pada praktiknya, terdapat beberapa contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Berikut penjelasannya 1. Pembelajaran yang Menggunakan Metode Observasi Salah satu contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran yang mengedepankan metode observasi. Dalam metode ini, anak diajak untuk belajar melalui pengamatan terhadap objek atau hal yang sedang mereka amati. Misalnya, ketika membahas materi biologi, anak akan lebih banyak melihat dan mengamati langsung organisme seperti hewan dan tumbuhan daripada hanya mendengarkan teori dalam buku pelajaran. 2. Fokus pada Kemampuan Anak dalam Menggali Pengetahuan Contoh penerapan aliran naturalisme lainnya adalah dengan memberikan fokus pada kemampuan anak dalam menggali pengetahuan secara mandiri. Anak diberikan kebebasan untuk menentukan apa yang ingin dipelajari dan bagaimana caranya untuk mempelajarinya. Hal ini mengedepankan penguatan kemampuan kognitif dan regulasi diri anak dalam belajar. 3. Metode Pembelajaran yang Dilakukan di Luar Kelas Untuk mewujudkan aliran naturalisme, metode pembelajaran juga dapat dilakukan di luar kelas. Anak diizinkan untuk melakukan eksplorasi di lingkungan sekitar dan memperoleh pengalaman baru. Contohnya, ketika memberikan pelajaran sejarah, anak diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan belajar langsung dari sumbernya. 4. Model Pembelajaran Kolaboratif Aliran naturalisme juga diterapkan melalui model pembelajaran kolaboratif yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam memecahkan masalah. Dalam model ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam membantu anak mengikuti alur pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif, diharapkan anak akan mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berpikir kritis. 5. Penggunaan Media Digital untuk Mendukung Pembelajaran Aliran naturalisme juga dapat dikombinasikan dengan penggunaan media digital untuk mendukung prestasi belajar anak. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan akses pada anak untuk memperoleh informasi dari internet. Dalam hal ini, guru harus memperhatikan materi yang relevan dan benar-benar dibutuhkan oleh anak untuk menghindari dampak negatif seperti kecanduan gadget. Secara keseluruhan, penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia membawa efek positif dalam perkembangan anak dan keberhasilan dalam belajar. Namun, tetap memerlukan pemahaman yang baik dari pendidik dalam menjalankannya sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada anak.